Postingan

Perkara Menyapih: Setelah 2 Tahun, Akhirnya Aku Istirahat

Dua hari pasca putri kecilku resmi memasuki usia dua tahun. Aku, ibunya, malah 'tantrum' di hari ulang tahunnya. Aku merasa sangat kewalahan dengan sikap-sikap terbarunya, yang seolah meledak di hari itu. Ya, benar saja, ternyata usia dua tahun adalah periode awal seorang manusia kecil ini mulai menunjukkan emosi dan sikap-sikap negatif yang dimilikinya. Misalnya, marah, frustasi, tidak sabar, berteriak, membanting, dan banyak hal lagi. Itu semua, tentu saja membuatku latah ikut memunculkan emosi negatif.  Memasuki periode usia baru, aku bak masuk ke dalam dunia baru yang sebelumnya tak pernah kutemui. Selalu berpola seperti ini. Nyaman di dunia ASI aku harus masuk di dunia MPASI. Sudah nyaman pula di dunia MPASI aku harus masuk di dunia menyapih yang aduh luar biasa ini.  Sudah dua hari ini juga aku mencoba atur startegi untuk menghilangkan kebiasaan nenennya saat mau tidur siang. Dengan cara apa? Pilihan pertama kami jatuh pada keputusan menitipkannya di rumah nenek. Menginga

Perkara Menyapih

 Sebentar lagi dua tahun sudah usia anakku. Dua tahun sudah aku melewati hari-hari ditempeli makhluk kecil itu. Dua tahun sudah hidupku kurang tidur. Sebentar lagi, aku akan pusing mengatur bagaimana strategi kami menyapihnya. Manusia paling lengket denganku di dunia ini.  Aku sih berharap ini akan segera berhasil. Aku sih berharap bisa kembali tidur nyenyak sepanjang malam setidaknya beberapa kali dalam seminggu. Ah, tapi aku sih gatau apa aja cobaan orang menyapih. Apakah aku akan ikhlas sepenuhnya? Ataukah banyak pihak yang akan menawarkan pengasuhan anakku justru akan memantik amarah kecil di hatiku? Jawabannya adalah sepenuhnya nggak tahu.  Aku sih berdoa semoga sukses, apapun itu harapanku. 

Aku Melahirkan, Menjadi Ibu, dan Bersedih Sepanjang Waktu

Gambar
Tidak, aku tidak sakit jiwa. Tapi nampaknya menjadi ibu memang penuh kesedihan. Gak usah menilaiku sebagai ibu yang kurang bersyukur. Aku tentu bahagia, tapi tak seberapa.  Menjadi ibu baru sungguh melelahkan. Awalnya kamu akan sangat bahagia bisa melahirkan bayi imut mungil lucu menggemaskan cantik dan apapun itu. Namun, belum sampai genap 24 jam kamu akan dihadapkan dengan perasaan-perasaan sulit yang kamu sendiri mungkin tak tahu datangnya darimana.  Aku adalah anak tunggal, tak pernah merasa amat bergantung pada orangtua. Jadilah begitupun aku saat usai melahirkan. Ditunggui ibu mertua dengan penuh kasih sayang kepada cucunya. hehe. Pada saat itu kukira aku bisa menggantungkan diri kepada suami, namun sulit adanya. Aku sangat membutuhkan ibuku kala itu. Persis seperti bayi yang baru saja kulahirkan. Sangat membutuhkan ibunya.  Ya Tuhan, momen ini sudah hampir dua tahun berlalu, tapi sekarangpun aku masih menuliskannya dengan menangis. Diriku ini sepertinya memang sungguh tersakiti.

Nikah Saat Pandemi: Double Trouble, Double Happiness

Gambar
Aku tak pernah membayangkan akan menikah secepat ini, apalagi di saat pandemi. Sudah kaget tiba-tiba menikah, kaget pula karena semua rencana dituntut tiba-tiba berubah 180 derajat. Aku menikah. Eh, aku sudah menikah begitu maksudnya. Menikah secara mengejutkan melesat ke urutan atas prioritas hidupku. Ya memang, kalau jodoh sudah datang, kita manusia bisa berbuat apa? Tuhan Maha Menentukan segalanya. Teman lama tiba-tiba datang memastikan perasaan kami dulu. Ngakak, bagian ini tidak bisa kuromantisasi karena menuliskannya begini saja jariku sudah mengeriting. Menggelikan. Begitulah akhirnya kisah kami yang sempat mengambang dipermukaan kini telah stabil berlayar. Setelah proses meyakinkan perasaan, kami lanjut ke proses izin-izin orangtua dan kemudian sudah tiba-tiba melesat jauh ke jenjang yang amat sangat serius. Kalau ditanya gimana ceritanya, aku selalu sebal kalau tidak ada yang percaya saat kubilang "Aku juga nggak tahu gimana". Semua proses berlangsung kilat luar bi

Quarter Life Crisis, Galau Khas Manusia 20-an

Gambar
"Pergilah sedih, pergilah resah, jauhkanlah aku dari salah prasangka.  Pergilah gundah, jauhkan resah. Lihat segalanya, lebih dekat, dan kubisa menilai lebih bijaksana." Sherina- Lihatlah Lebih Dekat *Peringatan sebelumnya: tulisan ini agaknya akan aku buat sangat panjang, jadi persiapkan diri untuk bosan sedikit, atau banyak. Bertemu kembali dalam sesi curhatan hidupku. Tidak bisa dituangkan ke manapun kecuali di  sini. Tidak wajib dibaca bagi orang lain, namun masih boleh jika ternyata ada pelajaran hidup yang bisa diambil. Namun, tulisan ini tentu saja wajib dibaca untuk diriku di masa depan. "Hallo, kamu pernah menjadi pribadi yang sedemikan menyiksa diri sendiri. Apakah  kamu sudah bahagia sekarang?" Bicara mengenai bahagia. Sebenarnya bergantung dari siapa kita menganut arti kebahagiaan  ini. Ada banyak motivator yang membuatnya begitu penting dikejar dan dimaknai, pun  motivator yang membuat seolah kebahagiaan ini bukanlah sesuatu

Bandung: Memori Masa Lalu dan Diriku yang Baru

Gambar
Kali ini aku datang dengan cerita yang agak menye-menye, mungkin. Perjalanan ke Bandung kali ini memang agaknya tak terlalu ambisius, pun berkesan dalam. Segalanya disusun seperti biasa, hanya agak lebih berpengalaman dari perjalanan yang dulu-dulu. Namun, aku pergi membawa diriku di masa lalu untuk kucerminkan dengan diriku yang baru. Apa yang aku lakukan di Bandung? Rencana khusus ada, jelas. Aku memutuskan berhenti dari pekerjaan full time pertamaku usai kuliah. Keputusan gila menurut beberapa teman. Namun, menjadi keputusan yang teramat dinantikan oleh orangtua di rumah. Lelah dan beberapa alasan kesehatan yang lain aku ajukan, dan ya tentu saja alasan sekolah lagi menjadi salah satu yang terdepan dalam surat pengunduran diri itu. Setelah itu kuputuskan aku harus pergi, menghirup udara baru, bukan ke Jogja, tapi ke tempat yang sama sekali baru. Bandung menjadi salah satu pilihannya kala itu. Selain karena tiket kereta yang cukup murah untuk dibeli dengan sisa-sisa gaji, per

Hotel Capsule di Malang: One Day Trip Series

Gambar
Hallo aku kembali lagi, dengan one day trip ala-ala. Sebenernya ini lebih ke stayvacation aja sih karena, ya aku enggak banyak main-main atau pergi ke tempat wisata. hehe. Tapi.... Aku mau bagi cerita soal penginapan keren yang baru banget aku coba sendiri. Ehm... ya, sebelumnya aku pernah nulis soal penginapan buat para backpacker di Surabaya, nih. Nah, sekarang, karena aku sudah pindah ke Surabaya, aku mau ulas yang di Malang. Muter teroooss!!! Oke, jadi pada suatu hari di hari Sabtu, aku memutuskan untuk hengkang dari Surabaya sehari aja. Pilihan utama dan sebenernya satu-satunya sih, Malang. Ada satu penginapan di Malang yang pengen banget aku coba dari dulu. Akhirnya, karena lagi enggak ada janji sama temen, aku jalan sendiri dan booking buat nginep di sana. Namanya Butik Capsule Hostel. Lokasinya ada di sebuah kompleks ruko di dekat RS. Lavalete Malang. Alamat lengkapnya ada di Jalan W.R Supratman No. 2L Rampal Celaket, Klojen, Kota Malang, Jawa Timur 65111. Penginapann